Kamis, 13 September 2018

Tahukah Anda, apakah Co-Working Space itu?

Sejarah Co-working

Pada tahun 2005, Brad Neuberg mencetuskan ide yang inovatif ini dengan mulai menggunakan kata “co-working” untuk menggambarkan ruang fisik yang awalnya disebut “9-5 group”. Neuberg mengorganisir sebuah co-working site bernama “Hat Factory” di San Fransisco, sebuah apartemen sekaligus tempat bekerja untuk 3 (tiga) orang pekerja teknologi, dan dibuka untuk umum pada siang harinya. Brad juga salah satu pendiri “Citizen Space”, sebuah Co-working Space pertama yang benar-benar hanya digunakan sebagai tempat bekerja saja. Sejak Neuberg membuka tempat ini, jumlah Co-working Space di berbagai wilayah meningkat 2 (dua) kali lipat setiap tahunnya.

Konsep co-working ini sudah terlebih dahulu popular di Eropa, banyak warganya yang menerapkan sistem kerja seperti ini. Begitu juga di Inggris, konsep co-working ini sangat berkembang pesat, bahkan beberapa keberadaan Co-working Space di negara ini telah didukung oleh pemerintah setempat. Tidak heran jika Inggris disebut-sebut sebagai salah satu negara yang berniat mengadopsi konsep Co-working Space (tekno.compas.com, Semangat Kolaborasi di Tepi Margonda, 9 Oktober 2015, 11:00 WITA).

Sekarang, Co-working Space telah hadir di seluruh dunia. Di Amerika saja, terdapat kurang lebih 700 (tujuh ratus) Co-working Space yang tersebar di berbagai negara bagian. Pada tahun 2012, beberapa Co-working Space seperti NextSpace, BLANKSACES, Link Coworking, WorkBar Boston, CoCo, dan 654 Croswell mendirikan organisasi The League of Extraordinary Coworking Spaces.

Pengertian Co-working 

Menurut Kamus Bahasa Inggris Oxford, definisi kata co-working adalah penggunaan kantor atau lingkungan kerja lainnya dengan orang-orang yang bekerja sendiri atau bekerja untuk perusahaan yang berbeda, biasanya untuk berbagi peralatan, ide, dan pengetahuan. Co-working merupakan sebuah gaya bekerja yang membutuhkan lingkungan kerja bersama dan kegiatan mandiri yang berbeda dengan lingkungan kerja di kantor pada umumnya, para co-worker biasanya tidak bekerja dalam satu perusahaan atau organisasi yang sama. Gaya bekerja seperti ini sering digunakan oleh para freelancer, kontraktor independen, atau orang yang sering bepergian dan bekerja di tempat yang berpindah-pindah. Co-working juga menjadi tempat bertemu sekumpulan orang yang bekerja secara independen dan saling berbagi pengalaman, ilmu, serta informasi. Orang-orang tersebut biasanya akan menjadi akrab dan saling menghargai, tidak sedikit juga dari mereka mampu menciptakan hal-hal yang baru dari apa yang telah mereka bicarakan.

Gaya bekerja secara co-working ini menawarkan solusi bagi mereka yang biasanya bekerja secara terisolasi di dalam rumah dan dalam waktu yang sama juga membuat mereka melupakan sejenak suasana rumah yang biasanya membosankan dan mengganggu kinerja bekerja mereka. Mereka yang bekerja dan aktif menggunakan teknologi digital sebagai alat kerjanya tentu saja lebih memilih menggunakan sistem kerja yang lebih fleksibel seperti co-working ini.

Secara harfiah, Co-working Space merupakan sebuah ruang bersama yang digunakan untuk melakukan pekerjaan dan bertujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan para startup atau freelancer dalam mengerjakan perkerjaannya. Co-working space ini tidak sekedar tempat secara fisik, melainkan bagaimana membangun sebuah komunitas yang baik dari para co-worker. Akan tetapi, tidak semua co-working space ini membangun komunitas.

Co-working Space ini memiliki keuntungan secara materi, yaitu para pengunjung dapat menghemat pengeluaran untuk menyewa kantor yang pada umumnya dibanderol cukup tinggi. Dan beberapa keuntungan secara non-materi, seperti.

  1. Lingkungan kerja yang lebih kondusif.
  2. Pengunjung dapat berbagi wawasan dengan pengunjung lainnya.
  3. Pengunjung dapat membangun komunitas dan membuka bisnis lain.
  4. Masuk ke dalam radar media.
  5. Mendapatkan semua kebutuhan yang diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan di satu tempat.
Konsep desain Co-working Space memang sedikit berbeda dengan kantor pada umumnya. Tempat ini tidak akan diisi oleh 1 (satu) perusahaan saja, melainkan merupakan para pekerja individual atau kelompok-kelompok kecil yang membutuhkan tempat sementara untuk bekerja tanpa harus mengeluarkan biaya sewa kantor yang pada umumnya cukup mahal. Tempat ini akan menyediakan meja dan kursi untuk para pekerja, mahasiswa/i atau siapa saja yang ingin mengerjakan tugasnya sekaligus bersantai dengan menyantap kopi ataupun minuman dan makanan ringan lainnya.

Desain meja dan kursi sengaja diciptakan menyerupai meja kerja pada umumnya lengkap dengan lampu kerja dan stop kontak yang memadai. Sistem pelayanan yang digunakan adalah penyewaan meja. Dengan menyewa 1 (satu) meja di Co-working Space ini, pengunjung akan mendapatkan paket minuman dan makanan ringan, layanan Wi-Fi berkecepatan tinggi, loker penyimpanan barang, serta akses menggunakan mesin fax, printer, dan scanner yang telah disediakan. Akan tetapi, Co-working Space juga akan menyediakan tempat khusus bagi mereka yang hanya ingin bersantai dan menghabiskan waktu luang.

Teori Co-working Space

Tidak terdapat keseragaman teori atau format khusus dalam perancangan Co-working Space. Terdapat berbagai macam jenis Co-working Space yang menyediakan layanan yang berbeda-beda, ada yang murni sebagai tempat bekerja, ada yang sekaligus bisa digunakan sebagai tempat tinggal atau bermalam, ada juga yang memiliki fasilitas mentoring dengan dukungan dari korporasi besar.

Tujuan utamanya bukan sekadar menyewakan ruang perkantoran, melainkan sebagai sebuah tempat komunitas yang sinergis tempat para entrepreneur penggunanya bisa mengembangkan jejaring mereka dan menghasilkan ide-ide baru (Uzzaman, 2015:160).

Tipologi Co-working Space

Dengan perkembangan Co-working Spaces yang cukup pesat di dunia, bentuk yang berbeda dari cara berbisnis mulai bermunculan. Sehingga terdapat 5 (lima) kategori Co-working Spaces yang dapat dibangun untuk memfasilitasinya, yaitu.

A. Midsize and Big Community Co-working Spaces

Pada kategori ini akan ditemukan classical Co-working Space yang pada umumnya memberikan layanan dan tempat untuk 40 (empat puluh) co-workers (2nd Global Coworking Survey, 2011). Kategori ini didefinisikan berdasarkan jumlah atau kapasitas workspace, bukan dari sebuah perusahaan atau industri khusus, sehingga memungkinkan untuk memperluas tempat, memperbanyak kapasitas, dan merubah konsep desainnya. Pusat Co-working Spaces dari sebuah industri akan masuk ke dalam kategori ini. Contohnya dapat dilihat pada Betahaus di Berlin atau Coworking-Networks HUB yang memiliki beberapa kantor cabang yang tersebar di berbagai tempat.

B. Small Community Co-working Spaces

Mungkin banyak yang bertanya-tanya, bagaimana sebuah komunitas kantor dapat dikatakan memiliki sebuah Co-working Space. Apakah dapat dikatakan sebuah Co-working Space jika 3 (tiga) orang desainer grafis bekerja bersama-sama dalam sebuah ruangan untuk menghemat biaya sewa kantor? Tidak juga. Hal ini berarti bahwa sebuah collaborative workspace kecil dengan 10 (sepuluh) tempat bekerja dapat dikatakan sebagai Small Community Co-working Space. Dan sering kali Co-working Space tipe ini memiliki suasana yang penuh cinta dan kasih sayang serta atmosfer yang sangat tidak formal, contohnya dapat dilihat pada Parisian Soleilles Cowork di Paris.

C. Corporate Powered Co-working Spaces

Meningkatnya jumlah perusahaan besar yang menemukan cara-cara berbisnis yang baru, membuat Co-working Space ini menjadi sebuah tambahan tempat yang dibutuhkan untuk mengorganisir cara bekerja, melakukan riset, dan mencari inovasi baru yang dapat dimanfaatkan perusahaan besar untuk meningkatkan kinerja dan pendapatan perusahaannya. Pada tipe ini, Co-working Space tersebut akan memiliki akses terbatas, seperti hanya bisa digunakan oleh para pekerja yang bekerja dibawah perusahaan tersebut. Akan tetapi, agar konsep co-working ini lebih bisa tercapai, tidak tertutup kemungkinan Co-working Space tipe ini akan membuka layanannya untuk para pekerja dan para freelancer yang bekerja sama dengan perusahaan tersebut. Contoh kategori ini dapat dilihat pada Network Orange Coworking Space di Toronto, dimana tempat mereka bekerja disponsori oleh ING Direct Bank. Contoh lainnya yaitu Hannover Coworking Space Modul 57, yang disponsori oleh TUI Germany.

D. University Related Co-working Spaces

Co-working Space merupakan tempat yang ideal untuk mengaplikasikan atau mencoba ilmu dan pengetahuan yang baru diperoleh. Tempat ini akan menjadi jembatan antara teori dan praktek yang akan membantu para pelajar untuk mengerti dan mendalami sebuah proyek. Contoh yang paling menonjol dapat dilihat pada Startup Sauna di Helsinki, yaitu sebuah proyek yang dimulai oleh mahasiswa dari Aalto University. Contoh lainnya adalah Reynolds School of Journalism, yaitu sebuah sekolah tambahan pada University of Nevada, dimana yang selanjutnya bekerja sama dengan Coworking Space Reno Collective. The Eberhard Karls University di Tubingen sudah memiliki Co-working Space mereka sendiri di dalam kampusnya.

E. Pop-Up Co-working Spaces

Pop-Up Co-working Spaces merupakan tempat yang berisikan oleh komunitas aktif yang berkegiatan sementara. Tempat ini biasanya dibuat untuk uji coba untuk sebuah Co-working Space permanen di masa yang akan datang atau dibangun oleh sebuah perusahaan atau industri tertentu untuk menyelesaikan sebuah proyek tertentu, seperti sebuah proyek yang melibatkan banyak kelompok internal perusahaan dan partner kerja sama dari luar perusahaan. Contohnya yaitu Coworking Space of the Swiss Federal Railways.

Bentuk lain dari Pop-Up Co-working Spaces ini adalah sebuah bangunan yang diciptakan oleh pemiliknya untuk digunakan sementara. The City of Lucerne memberikan penggunaan sementara pada bangunan kolam renang indoor mereka untuk dijadikan sebagai private operator. Tempat ini menyediakan showrooms, lokakarya dan ruang bekerja dengan biaya sewa yang cukup murah.


“Tulisan ini diikutsertakan dalam kompetisi Pagelaran TIK yang diselenggarakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika DIY”.

1 komentar: